MATERI KELAS 4 TEMA 7 SUBTEMA 4 (KEGIATAN LITERASI)
MATERI KELAS 4 TEMA 7 SUBTEMA 4
(KEGIATAN LITERASI)
|
Hari
: Senin, Tanggal : 1 Maret
2021
LITERASI
1
Indahnya
Kebersamaan
Aku
tinggal di Perumahan Griya Indah. Keluargaku baru dua bulan tinggal di
Perumahan Griya Indah. Warga Perumahan Griya Indah ternyata sangat beragam,
baik suku bangsa, agama, maupun profesi warganya. Namun, kebersamaan selalu
mewarnai setiap kehidupan sehari-hari.
Sungguh
kami tidak menduga kedatangan kami disambut oleh warga perumahan. Dua hari
sebelum kami pindah, ayahku sudah melapor kepada ketua RW. Mungkin karena
itulah kami mendapat sambutan dari warga perumahan. Ada acara sederhana
menyambut kedatangan kami.
”Selamat
datang Pak Hary dan keluarga. Selamat bergabung di Perumahan Griya Indah.
Semoga Pak Hary dan keluarga bisa segera berbaur dengan kami, warga yang sudah
lebih dahulu menjadi penghuni Perumahan Griya Indah,” sambut Pak Arif, selaku
Ketua RW.
”Terima
kasih, Pak. Kami sungguh tidak menyangka akan mendapat sambutan yang begitu
ramah dari semua warga. Kami berjanji akan membaur menjadi warga Perumahan
Griya Indah ini. Semoga kehadiran kami di sini diterima dengan baik.”
Setelah
itu, satu per satu para warga bersalaman dengan kami. Tidak hanya bapak-bapak
dan ibu-ibu, tetapi ada juga remaja dan anak-anak yang ikut dalam penyambutan
kami. Tiba-tiba saja rasa haru menyeruak dalam hati mendapat sambutan yang
begitu hangat.
Hari
itu juga aku berkenalan dengan beberapa teman. Ada Kemal, Entin, Bram, Tiur,
Ronal, Melani, dan masih banyak lagi. Dari namanya aku menduga mereka berasal
dari suku bangsa berbeda. Ternyata dugaanku tidak salah. Kemal bersuku bangsa
Madura. Entin bersuku bangsa Sunda. Bram berasal dari Maluku. Tiur dari Batak.
Ronal dari Minahasa. Melani seorang anak Tionghoa. Pada hari itu juga kami menata
rumah dibantu oleh para warga. Pekerjaan berat menjadi ringan dikerjakan
bersama-sama. Dengan bantuan warga, rumah baru kami menjadi tertata. Semua
barang sudah diletakkan di tempat yang sesuai. Kami tinggal menata perlengkapan
pribadi kami masing-masing.
Di
Perumahan Griya Indah ini ada sanggar seni. Anggotanya adalah para remaja dan
anak-anak. Di sanggar seni ini ada kegiatan menari dan bermain musik. Ada
tarian Jawa, Sunda, dan Bali yang diajarkan di sanggar seni tari. Ada angklung
dan kulintang yang diajarkan di sanggar seni musik. Aku pun menjadi anggota
sanggar seni. Aku memilih belajar tari Bali. Sementara itu, kakakku menjadi
anggota kesenian kulintang. Kami berasal dari Jawa. Namun, kami tidak hanya
ingin mempelajari budaya Jawa. Kami juga ingin mempelajari seni dari suku
bangsa lain.
Selama
dua bulan aku belajar tari Pendet, tarian terkenal dari Pulau Dewata. Selain
aku ada beberapa teman yang belajar tari Pendet. Melani salah satunya. Aku
kagum dengan Melani, ternyata ia sangat luwes menari. Kerling mata dan gerakan-gerakan
tangan dan kakinya sangat indah dan serasi.
Bulan
Agustus pun segera tiba. Seperti di tempat-tempat lain, warga Perumahan Griya
Indah pun sibuk mempersiapkan peringatan HUT RI yang dirayakan setiap tanggal
17 Agustus. Ada beberapa kegiatan dan acara yang akan dilaksanakan di Perumahan
Griya Indah. Semua warga akan terlibat dalam acara tersebut.
Puncak
dari semua kegiatan itu adalah Pentas Seni dan Pesta Warga. Dalam acara
tersebut akan ditampilkan berbagai kesenian yang ditekuni warga perumahan. Aku
dan kakakku juga akan tampil. Aku akan menarikan tari Pendet bersama beberapa
temanku. Kakakku dan teman-temannya akan memainkan musik kolintang untuk
mengiringi beberapa warga menyanyi. Pesta rakyat yang dimaksud adalah makan
bersama seluruh warga perumahan. Menu yang disajikan juga makanan tradisional.
Yang
unik dari acara ini adalah semua warga diminta mengenakan baju adat daerah
masing-masing. Berhubung keluargaku bersuku Jawa, tepatnya Jawa Tengah,
keluargaku mengenakan baju adat Jawa. Keluargaku jarang mengenakan pakaian
adat. Biasanya ayah dan ibu hanya mengenakan pakaian adat pada acara-acara
tertentu.
Selain
mengenakan pakaian adat, setiap keluarga juga diminta membawa makanan khas
daerah asal. Setiap keluarga bisa membawa sendiri atau bersama-sama dengan
tetangga sesuku. Keluargaku mendapat bagian membawa makanan kecil. Ibuku lalu
membawa kue wajik dan sosis solo, makanan khas Jawa Tengah.
Tepat
pukul 19 acara Pentas Seni dan Pesta Rakyat dimulai. Acara dibuka dengan
sambutan ketua RW, kemudian dilanjutkan dengan acara pentas seni. Ada tarian,
ada nyanyian, ada permainan alat musik, bahkan ada pantomim dan pembacaan
puisi. Semua hiburan dibawakan oleh warga. Pada sela-sela acara, sambil
menikmati pertunjukan, kami minum dan makan makanan kecil yang tersedia.
Satu
demi satu kesenian telah ditampilkan. Puncak dari semua acara tersebut adalah
makan malam bersama. Sebelumnya, ketua RW mengajak kami menyanyi bersama.
Sambil bergandengan tangan dan diiringi musik kulintang, kami menyanyikan lagu
”Satu Nusa Satu Bangsa”. Lagu yang menggambarkan kesatuan bangsa Indonesia
walaupun berbeda-beda. Berbagai perasaan berkecamuk dalam hati, antara haru,
bangga, dan syukur berpadu menjadi satu. Sungguh indah perbedaan di antara kami.
Betapa indahnya kebersamaan yang kami lakukan di antara berbagai perbedaan.
***
Jawablah
pertanyaan di bawah ini berdasarkan teks bacaan di atas !
1.
Apa Judul bacaan di atas ?
2.
Siapakah yang baru pindah dan tinggal di
Perumahan Griya Indah ?
3.
Dimanakah Pak Hery dan keluarganya
tinggal ?
4.
Kemana Pak Hery harus melapor ketika
hendak akan pindah rumah ?
5.
Kapan warga Perumahan Griya Indah mempersiapkan
peringatan HUT RI ?
6.
Dari suku manakah Kemal, Entin, Bram,
Tiur, Ronal, dan Melani ?
7.
Pada jam berapa acara pentas seni dan
pesta rakyatdi mulai ?
8.
Sebutkan kegiatan apa saja yang dapat
mempererat persatuan bangsa !
9.
Mengapa kita harus menjaga kerukunan
dalam keberagaman ?
10.
Bagaimana cara kita menjaga kerukunan
dalam keberagaman ?
Hari
: Selasa, Tanggal : 2 Maret 2021
LITERASI
2
Keragaman Bangsa
Indonesia
Indonesia
adalah negara kepulauan dengan jumlah pulau lebih dari 13.000 pulau yang
membentang di sepanjang wilayah Indonesia. Ada pulau besar, ada juga pulau
kecil. Sebagian besar pulau sudah berpenghuni. Namun, ada juga pulau yang belum
berpenghuni. Ribuan pulau itu menjadi salah satu kekayaan negara Indonesia.
Ada
keragaman ras, budaya, suku bangsa, agama, bahasa, dan masih banyak lagi. Semua
perbedaan itu mewarnai kehidupan bangsa Indonesia di seluruh wilayah Indonesia.
Keragaman
masyarakat Indonesia dilatarbelakangi oleh keadaan berikut.
1. Kondisi negara sebagai negara
kepulauan.
2. Letak strategis wilayah
Indonesia.
3. Perbedaan kondisi alam wilayah
Indonesia.
4. Sikap masyarakat terhadap
perubahan yang terjadi.
5. Sarana transportasi dan
komunikasi.
Kelima
latar belakang itulah yang antara lain menjadikan Indonesia mempunyai beragam
suku bangsa, agama, kepercayaan, dan ras di Indonesia. Letak geografis
Indonesia di jalur perdagangan internasional serta kekayaan alam yang berlimpah
menarik pedagang asing datang di Indonesia. Mereka melakukan kegiatan
perdagangan dan menyebarkan agama serta kepercayaan.
Sementara
itu, perbedaan ras adalah perbedaan sekelompok besar manusia yang memiliki
ciri-ciri fisik yang sama. Antarmanusia memiliki perbedaan ras yang disebabkan
oleh perbedaan ciri fisik, seperti rambut, warna kulit, bentuk badan, ukuran
badan, bentuk mata, dan ciri fisik lainnya. Keragaman ras masyarakat Indonesia
antara lain karena kehadiran bangsa asing ke wilayah Indonesia. Ras yang ada di
Indonesia, antara lain ras Malayan-Mongoloid yang tersebar di wilayah Jawa,
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Bali. Ras lain yang tersebar di wilayah
Papua, NTT, dan Maluku adalah ras Malanesoid. Selanjutnya, ras Kaukosid yaitu
orang India, Timur Tengah, Australia, Eropa, dan Amerika. Terakhir adalah ras
Asiatic Mongoloid, seperti bangsa Tionghoa, Korea, dan Jepang. Ketiga ras ini
menyebar di seluruh wilayah Indonesia, tetapi ada juga yang mendiami wilayah
tertentu.
Sementara
itu, budaya bersifat umum. Artinya, ada berbagai sifat umum yang melekat dan
menyatu pada setiap budaya yang dihasilkan. Beberapa sifat umum budaya sebagai
berikut.
1. Kebudayaan berdasar pada
lambang.
2. Kebudayaan merupakan milik
bangsa.
3. Kebudayaan dapat terintegrasi.
4. Kebudayaan selalu berubah.
5. Kebudayaan bisa disesuaikan.
6. Kebudayaan adalah hasil
belajar.
7. Kebudayaan bersifat nisbi dan
relatif.
Bagaimanakah
kita bisa mengetahui dan memahami arti perbedaan bangsa Indonesia? Salah satu
caranya adalah dengan mengunjungi pulau-pulau atau daerah-daerah di wilayah
Indonesia. Dengan mengunjungi wilayah-wilayah tersebut, kita akan mengetahui
perbedaan secara kewilayahan dan perbedaan sosial budaya masyarakat Indonesia.
Aspek
kewilayahan menjelaskan bahwa wilayah NKRI merupakan negara kepulauan dengan
ribuan pulau besar dan kecil di dalamnya. Antarpulau disatukan oleh bentangan
laut yang luas. Sebaliknya, aspek sosial budaya menjelaskan bahwa banyak
perbedaan dalam masyarakat Indonesia. Agar tidak menimbulkan perselisihan,
antargolongan harus saling menghargai dan menghormati. Dengan demikian,
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tetap terjalin.
Keragaman
di Indonesia, terutama keragaman budaya, dapat dimanfaatkan untuk hal-hal
berikut.
1. Sumber pengetahuan bagi dunia.
2. Sebagai identitas di mata
internasional.
3. Memupuk sikap toleransi.
4. Menumbuhkan sikap
nasionalisme.
5. Menjadikan perbedaan sebagai
alat pemersatu bangsa.
Jika
kelima manfaat tersebut disadari dan dilaksanakan oleh bangsa Indonesia,
niscaya tidak akan ada perselisihan yang menimbulkan perpecahan yang didasarkan
pada perbedaan suku bangsa, ras, agama, kepercayaan, dan budaya. Justru
perbedaan ini harus bisa mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Semboyan
”Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda, tetapi tetap satu jua, tetap
dan selalu mendasari persatuan bangsa Indonesia.
Disadur dari:
http://www.markijar/2016/keberagaman-bangsa-indonesia.html, diunduh 26
September 2016
***
Jawablah
pertanyaan di bawah ini berdasarkan teks bacaan di atas !
1.
Apa Judul bacaan di atas ?
2.
Apa yang melatarbelakangi keragaman
masyarakat Indonesia ?
3.
Apa yang menarik pedagang asing datang
ke Indonesia ?
4.
Apa yang dilakukan pedagang asing di
Indonesia ?
5.
Ciri fisik apa yang membedakan ras antar
manusia ?
6.
Sebutkan macam-macam ras yang ada di
Indonesia !
7.
Bagaimanakah kita bisa mengetahui dan
memahami arti perbedaan bangsa Indonesia ?
8.
Mengapa kita harus saling menghargai dan
menghormati antar golongan ?
9.
Apa manfaat keragaman di Indonesia
terutama keragaman budaya ?
10. Apa
semboyan bangsa Indonesia ?
Hari
: Rabu, Tanggal : 3 Maret 2021
LITERASI
3
Mengikuti
Festival Lagu Nusantara
Bungong jeumpa, bungong jeumpa
meugeh di Aceh
bungong teuleubeh, teuleubeh indah
lagoina
Bungong jeumpa, bungong jeumpa
meugeh di Aceh
bungong teuleubeh, teuleubeh
indah lagoina
Puteh kuning, meajampu mirah
Bungong si ulah indah lagoina
….
Terdengar
alunan lagu tersebut dari aula sekolah. Rara dan teman-temannya yang tergabung
di paduan suara SD Teladan sedang berlatih. Mereka akan mengikuti Festival Lagu
Nusantara.
Persiapan
mengikuti festival tersebut sudah dilakukan sejak dua bulan lalu. Kala itu,
Rara dan 24 temannya yang tergabung dalam Paduan Suara SD Teladan, dikumpulkan Bu
Mutia dan Pak Amir di aula sekolah. Mereka akan mewakili SD Teladan, tempat
Rara bersekolah, mengikuti Festival Lagu Nusantara.
Dalam
festival tersebut setiap paduan suara diminta menyanyikan dua lagu. Lagu
pertama telah ditentukan oleh panitia. Sebuah lagu berbahasa Indonesia yang
menggambarkan keragaman Indonesia. Selanjutnya, untuk lagu kedua setiap paduan
suara boleh memilih salah satu lagu daerah dari salah satu provinsi di
Indonesia.
Saat
itu Bu Mutia sudah membawa sejumlah lagu daerah. Lagu-lagu tersebut adalah ”Es
Lilin”, lagu daerah Jawa Barat. ”Bungong Jeumpa” lagu daerah Aceh. Yang lainnya
lagu ”Sapu Tangan Bapuncu Ampat” dari Kalimantan. Ada lagi lagu ”O Ina Ni Keke”
lagu dari Sulawesi dan ”Apuse” lagi dari Papua.
”Nah,
anak-anak, ibu sudah membawa beberapa lagu. Mari kita pilih salah satu lagu
untuk kita nyanyikan nanti,” tawar Bu Mutia kepada murid-muridnya itu, ”Ibu
akan meminta kalian membaca syair lagu-lagu ini. Kemudian, kalian tuliskan
judul lagu yang kalian pilih di kertas dan serahkan kepada Pak Amir. Nanti ibu
dan Pak Amir akan menentukan lagu dari pilihan kalian.”
Maka,
pemilihan lagu pun berlangsung. Setiap anak memilih lagu yang disukai dan
dianggapnya mudah. Mereka menuliskan judul lagu dan menyerahkannya kepada Pak
Amir.
Setelah
semua memilih, Pak Amir dan Bu Mutia berdiskusi. Ternyata, sebagian besar
memilih lagu ”Bungong Jeumpa”. Ketika ditanya, setiap siswa punya jawaban
beragam tentang pilihan lagunya. Salah satu alasan mereka adalah lagu lainnya
sudah biasa mereka dengar. Bahkan, ada lagu yang sudah pernah mereka nyanyikan
dalam berbagai acara.
”Dari
semua lagu, tinggal lagu ”Bungong Jeumpa” yang belum kita nyanyikan. Walaupun
tidak tahu artinya, pastilah lagu ini bagus syairnya,” jawab salah satu teman
Rara.
”Iya,
Bu. Biar kita bisa menyanyikan lebih banyak lagu daerah,” Rara ikut menjawab.
”Itu
juga cerminan dari rasa cinta tanah air. Kita tidak hanya cinta budaya dan adat
istiadat suku bangsa sendiri. Akan tetapi, kita juga harus mempelajari budaya
dan adat istiadat suku bangsa lain di Indonesia. Perbedaan adat istiadat dan
budaya itulah yang memperkaya negara kita. Perbedaan tidak menjadikan bangsa
Indonesia terpecah belah. Justru perbedaan itu akan menjadikan kita semakin
bersatu sebagai bangsa Indonesia.”
Maka,
jadilah paduan suara SD Teladan memilih lagu ”Bungong Jeumpa” untuk dinyanyikan
dalam festival.
Hari
yang ditunggu Rara dan teman-teman pun tiba. Dengan berkostum pakaian daerah
Aceh, Rara dan teman-teman tampil dalam festival tersebut.
Sungguh
sangat indah tempat festival berlangsung. Setiap paduan suara mengenakan kostum
dari berbagai daerah. Lagu-lagu daerah dari berbagai provinsi pun dinyanyikan
dengan indah. Ada lagu Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Maluku,
Bali, NTT, dan NTB. Semua peserta menyanyi dengan segala kemampuan mereka.
Tidak ada saling mengejek. Tidak ada saling mencela. Mereka dengan gembira
mengikuti festival tersebut.
Rara
dan teman-temannya semakin bangga. Mereka berhasil meraih peringkat pertama
festival tersebut. Panitia memberikan piala dan uang pembinaan kepada para
pemenang.
Mengikuti
Festival Lagu Nusantara menjadi pengalaman berharga bagi Rara. Dia semakin
menyadari bahwa segala perbedaan yang ada di Indonesia bukan untuk memecah
belah. Namun, perbedaan itu semakin mempererat persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.
***
Jawablah
pertanyaan di bawah ini berdasarkan teks bacaan di atas !
1.
Apa Judul bacaan di atas ?
2.
Siapakah yang tergabung dalam paduan
suara SD Teladan ?
3.
Dimanakah Rara dan temannya berlatih
paduan suara ?
4.
Berapa lama persiapan mengikuti festival
tersebut dilakukan ?
5.
Sebutkan lagu daerah apa saja yang
dibawakan Bu Mutia !
6.
Bagaimana cara mereka menentukan pilihan
lagu daerah ?
7.
Mengapa mereka memilih lagu “Bungong
Jeumpa” ?
8.
Bagaimana keadaan saat festival itu berlangsung
?
9.
Bagaimana hasil festival paduan suara itu
?
10. Pelajaran
berharga apa yang dapat diambil Rara setelah mengikuti Festifal Lagu Nusantara
?
Hari
: Kamis, Tanggal : 4 Maret 2021
LITERASI
4
Batik, Warisan
Budaya Indonesia
Hari
ini Dahlia dan teman-teman akan berkunjung ke desa wisata batik di Jarum,
Bayat, Klaten. Seperti di Surakarta dan Yogyakarta, di Klaten juga ada perajin
batik. Mereka akan melihat proses pembuatan kain batik di sana.
Tepat
pukul 8.00 Dahlia dan teman-teman berangkat menuju Desa Jarum. Dengan
didampingi Pak Rahmadi, mereka naik bus ke Desa Jarum. Mereka akan menempuh
perjalanan, kira-kira 45 menit.
Kira-kira
pukul 8.45 rombongan Dahlia tiba di desa wisata batik Jarum.
”Anak-anak,
kalian akan melihat proses pembuatan batik tulis. Lihatlah dengan cermat. Kalau
ada yang tidak jelas, tanyakanlah,” pesan Pak Rahmadi kepada anak didiknya.
Setelah
itu, Dahlia bersama teman-temannya diajak berkeliling oleh pengrajin yang
mereka datangi. Satu demi satu mereka melihat proses pembuatan kain batik
tulis. Proses pembuatan kain batik tulis dimulai dengan pemilihan kain. Yang
dipilih adalah kain mori, katun, atau sutra sesuai dengan kualitas kain batik
yang diinginkan. Setelah pemilihan kain, diteruskan dengan membuat gambar pada
kain batik dengan malam atau lilin. Setelah digambar sesuai dengan motif yang
dipilih, kemudian dilakukan proses pewarnaan. Pada batik Jarum ini ada dua
jenis pewarnaan, menggunakan warna kimia dan warna alami. Selanjutnya,
dilakukan proses nglorot atau proses perebusan kain batik dengan air mendidih.
Langkah selanjutnya, mencuci kain batik tersebut dengan air dingin, lalu
dikeringkan. Proses terakhir adalah direbus lagi agar warnanya awet.
Dahlia
dan teman-teman sudah selesai melihat proses pembuatan kain batik. Mereka lalu
meninggalkan tempat itu. Mereka senang. Hari itu pengetahuan mereka bertambah.
”Anak-anak,
kalian sudah mempelajari salah satu hasil budaya bangsa kita, yaitu batik.
Kalian harus tahu bahwa batik telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya bangsa
Indonesia. Tanggal 2 Oktober menjadi hari bersejarah bagi batik Indonesia, saat
UNESCO menetapkan batik sebagai warisan budaya Indonesia. Maka, tanggal 2
Oktober diperingati sebagai hari Batik Nasional.
Anak-anak,
batik Jarum yang kalian lihat proses pembuatannya tadi merupakan salah satu
ragam batik di Indonesia. Siapa yang bisa menyebutkan ragam batik lain?” tanya
Pak Rahmadi.
”Batik
dari Surakarta dan Yogyakarta, Pak!” jawab Dahlia.
”Batik
dari Pekalongan dan Cirebon, Pak!” jawab Rahmat, teman sekelas Dahlia.
”Betul!
Keempat daerah tersebut juga penghasil batik,” jawab Pak Rahmadi.
”Selain
keempat daerah itu, masih ada lagi ragam batik Indonesia dari daerah-daerah
lain. Batik di setiap daerah punya ciri khas yang membedakan dengan batik dari
daerah lain. Contohnya, batik Yogyakarta pada dasarnya merupakan batik dengan
dasar putih. Nah, untuk melengkapi laporan kalian tentang batik Jarum, carilah
gambar motif batik dari berbagai daerah di Indonesia. Tempelkan pada buku tugas
kalian dan berilah keterangan nama motif batik dan daerah asalnya. Jangan lupa,
berilah ulasan singkat. Sampaikan pendapatmu tentang batik. Apakah kamu bangga
akan batik? Bagaimana caramu mengungkapkan perasaanmu bahwa kamu bangga akan
batik?
”Nah,
Anak-anak itu adalah tugas yang harus kalian kerjakan. Tiga hari lagi kita
bahas bersama-sama di kelas,” perintah Pak Rahmadi kepada siswa-siswinya.
Waktu
tiga hari yang diberikan Pak Rahmadi sudah habis. Hari ini tugas itu akan
dibahas di kelas. Semua siswa sudah siap dengan hasilnya.
Pak
Rahmadi lalu meminta satu demi satu siswa menjelaskan hasil pekerjaannya.
Ternyata para siswa sangat antusias dengan tugas mengumpulkan motif batik dari
daerah-daerah di Nusantara. Gambar motif batik yang mereka kumpulkan pun
beragam. Pak Rahmadi puas dengan hasil pekerjaan siswa-siswinya.
Ternyata
bermacam pendapat para siswa tentang batik. Hampir semua mengatakan bangga akan
batik. Mereka mengungkapkan kebanggaan mereka akan batik, salah satunya dengan
mengenakan batik. Ada juga yang berpendapat ikut melestarikan batik dengan
belajar membatik.
”Anak-anak,
Bapak sudah menjelaskan bahwa batik merupakan budaya bangsa. Bahkan, batik
sudah diakui dunia sebagai warisan budaya bangsa Indonesia. Sama dengan budaya
lainnya, batik nusantara pun amat beragam. Keragaman itu menjadi kekayaan kita
yang patut kita banggakan. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
berbeda-beda tetapi tetap satu juga berlaku untuk hasil budaya kita. Walaupun
banyak ragam batik nusantara, semuanya adalah hasil budaya bangsa. Oleh karena
itu, keragaman tidak menjadikan perpecahan. Justru keragaman akan membuat kita
bersatu. Bersatu sebagai bangsa Indonesia.”
***
Jawablah
pertanyaan di bawah ini berdasarkan teks bacaan di atas !
1.
Apa Judul bacaan di atas ?
2.
Siapa yang akan berkunjung ke desa
wisata batik di Jarum, Bayat, Klaten?
3.
Di kota mana saja yang ada perajin batik
?
4.
Kemana Dahlia dan teman-temannya akan
berkunjung ?
5.
Kapan Dahlia dan teman-temannya akan
berkunjung ?
6.
Bagaimana proses pembuatan kain batik
tulis ?
7.
Tanggal berapa diperingatinya sebagai
hari batik nasional ?
8.
Sebutkan ragam batik kain !
9.
Bagaimana caramu mengungkapkan
perasaanmu bahwa kamu bangga akan batik?
10. Carilah
gambar motif batik dari berbagai daerah di Indonesia !
Hari
: Jum’at, Tanggal : 5 Maret 2021
LITERASI
5
Mengenal
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya di
Indonesia
Siang
ini jam pelajaran terakhir sekolah. Bu Marwah memberi tugas kepada siswa-siswinya.
”Anak-anak,
kamu sudah belajar tentang suku bangsa dan budaya. Nah, sebagai tugas, ibu
minta kalian mencatat nama suku-suku bangsa di Indonesia. Kemudian, catat pula
bahasa daerah, rumah adat, pakaian adat, senjata tradisional, tarian daerah,
dan lagu daerahnya. Setiap siswa mencatat lima suku bangsa. Kalian dapat
menuliskan dalam tabel seperti yang ibu
contohkan.”
Suku Bangsa |
Bahasa Daerah |
Rumah Adat |
Pakaian Adat |
Senjata Tradisional |
Tarian Daerah |
Lagu Daerah |
Betawi |
Betawi |
Kabaya |
Baju ujung serong |
Golok |
Tari Yapong |
Jali-jali |
Doni
dan Taufan adalah dua dari siswa-siswi Bu Marwah. Mereka juga berkewajiban
mengerjakan tugas dari Bu Marwah. Kedua anak itu pun berjanji kan mengerjakan
tugas bersama-sama.
Maka,
sore ini Doni ke rumah Taufan. Mereka akan mengerjakan tugas bersama-sama. Ayah
Taufan punya koleksi buku, di antaranya buku-buku tentang budaya Indonesia.
Taufan mengajak Doni mencari jawaban dari tugas Bu Marwah di buku-buku
perpustakaan ayahnya.
Kedua
anak itu pun asyik mencari buku yang sesuai. Setelah mendapatkan buku yang
mereka cari, mereka pun membaca buku itu. Doni dan Taufan pun mendapatkan
informasi yang dicarinya.
Doni
dan Taufan segera menyalin informasi yang didapatkan dalam buku tugas mereka.
Doni mencatat lima suku bangsa beserta budayanya. Kelima suku bangsa tersebut
adalah suku Banten dari Provinsi Banten, Sunda dari Jawa Barat, suku bangsa
Melayu dari Sumatra Utara, suku bangsa Dayak dari Kalimantan Tengah, serta suku
bangsa Bugis dari Provinsi Sulawesi Selatan. Sementara itu, Taufan mencatat
suku bangsa dan budaya Minangkabau dari Provinsi Sumatra Barat. Suku bangsa
Bali dari Provinsi Bali, suku bangsa Sasak dari Provinsi Nusa Tenggara Barat,
suku bangsa Ambon dari Provinsi Maluku, serta suku bangsa Asmat dari Provinsi
Papua Timur.
Hari
yang ditentukan Bu Marwah untuk membahas PR tiba. Bu Marwah meminta setiap anak
menyebutkan jawaban tugasnya. Setelah itu, Bu Marwah menilai hasil pekerjaan
siswa.
”Anak-anak,
ibu senang. Kalian mengerjakan tugas dengan baik. Nah, apa yang kalian dapatkan
dari jawaban tugas kalian?” tanya Bu Marwah.
”Indonesia
terdiri atas banyak suku bangsa,” jawab Doni.
”Indonesia
kaya akan budaya, Bu,” jawab Rianti.
”Benar,
Doni, Rianti. Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia. Indonesia juga kaya akan budaya. Setiap provinsi di
Indonesia tidak hanya memiliki satu suku bangsa. Akan tetapi, lebih dari satu
suku bangsa ada di setiap provinsi.”
”Apa
yang dimaksud dengan suku bangsa?” tanya Bu Marwah kepada para siswanya. Namun,
tidak ada seorang siswa yang bisa menjawab pertanyaan Bu Marwah.
”Suku
bangsa adalah golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
kesatuan kebudayaan. Semua orang dalam satu suku bangsa akan punya kesadaran
dan identitas diri terhadap budaya suku bangsanya. Mereka akan menggunakan
bahasa daerah dan mencintai kebudayaan serta adat istiadat suku bangsanya.
Suku-suku bangsa di Indonesia tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Suku-suku
bangsa tersebut merupakan warisan sejarah bangsa.”
”Bu,
bolehkah saya bertanya,” kata Taufan sambil tunjuk jari.
”Apa
yang kamu tanyakan, Taufan?” Bu Marwah bertanya kepada Taufan.
”Bagaimana
dengan budaya di Indonesia, Bu? Apakah budaya Indonesia juga beragam?”
”Taufan,
coba kamu baca lagi pekerjaanmu? Apa yang kamu dapatkan dari jawaban tugasmu
itu?”
Sambil
membaca jawaban tugasnya, Taufan menjawab, ”Ternyata kebudayaan Indonesia juga
beragam, Bu. Saya mencatat lima suku bangsa. Budaya kelima suku bangsa
berbeda-beda.”
”Betul,
Taufan. Budaya Indonesia pun beragam. Kamu sudah mencatat lima budaya. Kalau
pekerjaan teman-teman sekelasmu dikumpulkan, berapa jumlah budaya yang ada?”
Siswa-siswi
pun lalu berkasak-kusuk, menghitung keragaman budaya dari jawaban tugas mereka.
Melihat itu Bu Marwah lalu berkata kepada siswa-siswinya.
”Kalian
perlu tahu. Yang dimaksud dengan kebudayaan dalam arti sempit adalah kesenian
atau adat istiadat saja. Namun, secara luas budaya adalah hasil cipta, rasa,
dan karya manusia dalam suatu masyarakat dan diteruskan dari satu generasi ke
generasi selanjutnya dengan proses belajar. Selain yang disebutkan di atas,
kebudayaan juga meliputi alat-alat, mata pencarian, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.” terang bu Marwah.
“Kebudayaan
daerah adalah kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat suatu
daerah. Pada umumnya, kebudayaan merupakan budaya asli dan telah lama ada yang
diwariskan secara turun-temurun. Kebudayaan daerah kita sekarang ini merupakan
hasil pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan masa lampau.” Bu Marwah
melanjutkan.
”Nah,
anak-anak. Tugas kalian sekarang adalah melestarikan budaya bangsa. Banggalah
menjadi anak Indonesia, negara yang kaya budaya. Jangan hanya menghafal, tetapi
tunjukkan bahwa kamu peduli akan kebudayaan bangsa Indonesia. Caranya, kamu
dapat mempelajari salah satu seni budaya, misalnya menari atau menyanyi,” pesan
Bu Marwah mengakhiri pelajaran hari ini.
Sumber:
http://ictkelompokblog.woedpress.com/materi/keragaman-suku-bangsa-dan-budaya-di-indonesia/
***
Jawablah
pertanyaan di bawah ini berdasarkan teks bacaan di atas !
1.
Apa Judul bacaan di atas ?
2.
Siapakah yang memberi tugas kepada
siswa-siswinya ?
3.
Dimanakah Doni dan Taufan mengerjakan
tugas bersama-sama ?
4.
Kapan Doni kerumah Taufan ?
5.
Apa yang dimaksud dengan suku bangsa ?
6.
Apa yang dimaksud dengan budaya ?
7.
Apa yang dimaksud dengan kebudayaan
daerah ?
8.
Sebutkan lima suku bangsa yang dicatat
oleh Doni !
9.
Mengapa kita harus bangga menjadi anak
Indonesia ?
10. Bagaimana
cara kita melestarikan budaya bangsa ?
Hari
: Sabtu, Tanggal : 6 Maret 2021
LITERASI
6
Lomba Masak
Makanan Nusantara
Hari
ini Hotel Asri akan mengadakan lomba masak memasakan Nusantara. Lomba diadakan
dalam rangka HUT ke-10 Hotel Asri. Pesertanya adalah keluarga karyawan Hotel
Asri. Berhubung ayahku bekerja di hotel tersebut, kami pun ikut serta dalam
lomba ini. Ayah, ibu, Kak Anisa, dan aku menjadi peserta. Kami berempat akan
berlomba dengan peserta-peserta lainnya.
Pada
lomba ini, panitia sudah menyediakan bahan dan peralatannya. Semua peserta
akan masak masakan Nusantara. Panitia
sudah menyediakan resep dan bahan. Peserta tinggal meniru resep tersebut untuk
dapat menghidangkan masakan yang dimaksud. Tentu saja peserta harus menyajikannya
secara menarik.
Saat
lomba pun tiba. Kami dan peserta lain sudah bersiap di tempat lomba. Kami
mendapat nomor undian 8. Maka, kami pun menuju tempat lomba bernomor 8. Sudah
ada resep masakan, bahan masakan, dan beberapa perlengkapan untuk menyajikan
masakan.
Sesaat
setelah ketua panitia mengumumkan bahwa lomba dimulai, ayahku membuka resep
yang tersedia. ”Gulai Ikan Patin” demikian nama masakan yang harus kami masak.
“Hah,
gulai ikan patin!” seru Kak Anisa.
Ternyata
kami mendapat resep masakan gulai ikan patin. Kata ayah, masakan itu adalah
masakan dari Jambi. Tiba-tiba saja kepanikan terjadi di antara aku, Kak Anisa,
dan ibu. Kami sama sekali belum pernah mengenal masakan itu.
”Kita
tidak perlu panik. Ayo, segera kita kerjakan bersama-sama,” kata ayah
menenangkan kami. Maka, kami pun segera bekerja. Ayah dan ibu yang mendapat
tugas memasak. Ayah dan ibu menyiapkan ikan patin beserta bumbunya. Cabai
merah, lengkuas, serai, kunyit, bawang merah, dan bawang putih ditambah santan
adalah bumbu yang mereka siapkan. Kami segera bekerja sesuai pembagian tugas.
Suasana
di sekeliling kami ramai dengan celoteh para peserta dan bunyi peralatan masak
yang kami gunakan. Peserta di sebelah kanan kami tampak panik. Mereka mendapat
resep masakan rujak cingur, makanan khas Jawa Timur, padahal menurut ayah
mereka penduduk asli Jakarta. Mereka bersuku bangsa Betawi.
Lain
dengan dengan peserta di sebelah kiri kami. Mereka tampak tenang walaupun wajah
mereka juga terlihat cemas. Ternyata mereka mendapat resep masakan ayam
taliwang, masakan dari Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kata ayah, mereka
bukan orang NTB. Mereka berasal dari Minahasa. Berdasarkan informasi yang ayah
dapatkan, resep yang didapat setiap peserta bukan didapat secara spontan. Akan
tetapi, panitia sudah mengatur agar setiap peserta tidak mendapat masakan dari
daerah asalnya. Bagus juga ide panitia.
Waktu
berjalan cepat. Waktu yang disediakan panitia sudah hampir habis. Masakan kami
sudah selesai. Ibu sudah menempatkan masakannya di piring saji. Aku dan Kak
Anisa mulai menghias masakan. Kemudian, kami meletakkan gulai ikan patin,
masakan kami, di meja yang sudah kami hias dengan rumah khas Jambi.
Satu
demi satu peserta pun sudah menyelesaikan masakannya. Mereka segera meletakkan
di tempat penyajian. Sungguh indah tempat sajian itu. Aku melihat ada miniatur
tugu monas. Ada juga beberapa bentuk rumah adat. Bahkan, ada juga hiasan yang
menggambarkan potensi alam daerah tertentu. Semua unik. Semua menarik. Tempat
menyajikan makanan menjadi seperti Indonesia mini.
Penilaian
masakan pun dilaksanakan. Jurinya adalah para juru masak di Hotel Asri dan
pimpinan Hotel Asri. Mereka sangat teliti. Setiap masakan dirasakan. Setiap
hiasan diteliti. Setelah semua selesai dinilai, para peserta dipersilakan makan
siang dengan menu masakan seperti masakan yang dilombakan. Panitia sudah
menyediakan sejumlah jenis masakan dalam jumlah cukup.
Karena
penasaran, aku mengajak keluargaku memilih makan dengan lauk gulai ikan patin.
Ternyata rasanya sangat enak. Ayah dan ibu tersenyum setelah merasakan gulai
ikan patin itu. Kata ayah, rasa masakan ayah dan ibu tidak seperti gulai ikan
patin yang mereka makan. Ada kekecewaan terbersit dalam hati mendengar pendapat
ayah tentang masakan kami. Namun, ayah menghibur kami. Ayah meminta kami untuk
menjadikan lomba ini sebagai pengalaman yang menyenangkan.
Pengumuman
lomba pun tiba. Aku sudah tidak punya harapan untuk menang. Namun, penasaran
siapa yang akan menjadi pemenang. Ternyata memang kami tidak menjadi pemenang.
Pemenang pertamanya adalah kelompok yang memasak makanan khas Bali, ayam
betutu. Pemenang kedua adalah kelompok yang memasak masakan khas Makasar, sop
konro. Sementara itu, pemenang ketiganya adalah kelompok yang memasak masakan
khas Riau, yaitu otak-otak. Aku pun kecewa karena pengumuman itu.
Tanpa
aku duga ternyata juri juga menilai hiasan tempat kami menyajikan makanan. Aku
dan kakakku terkejut saat juri menyebut kelompok kami sebagai pemenang I
menghias masakan dan tempat penyajian masakan. Kata juri, kami menang karena
hiasan rumah adat Jambi yang kami buat sebagai hiasan sungguh-sungguh mirip
dengan rumah adat Jambi. Itu semua karena aku dan kakakku senang mengoleksi
benda-benda hasil budaya, termasuk rumah adat. Jadi, kami sangat mengenal rumah
adat Jambi.
Itulah
pengalaman berharga yang aku dapatkan dari lomba memasak makanan Nusantara.
Pelajaran penting dari lomba tersebut adalah keragaman budaya Nusantara bisa
mempersatukan kami dalam kebersamaan. Sungguh luar biasa Indonesia, punya
kekayaan budaya yang tidak dipunyai oleh negara lain. Maka, sudah sepatutnya
kita bangga menjadi bangsa Indonesia yang penuh kemajemukan, tetapi tetap satu.
***
Jawablah
pertanyaan di bawah ini berdasarkan teks bacaan di atas !
1.
Apa Judul bacaan di atas ?
2.
Siapakah yang menjadi peserta lomba
masak masakan Nusantara ?
3.
Dimanakah diadakan lomba masak masakan
Nusantara ?
4.
Kapan diadakan lomba masak masakan
Nusantara ?
5.
Berapa nomor undian lomba masak yang
kami dapatkan ?
6.
Dari mana saja asal juri yang menilai perlombaan
masakan Nusantara ?
7.
Sebutkan siapa saja yang menjadi
pemenang!
8.
Bagaimana perasaan aku saat tahu bukan
kami yang menjadi pemenang ?
9.
Mengapa kami hanya mendapatkan juara 1
menghias masakan dan tempat penyajian masakan ?
10. Pelajaran
penting apa yang didapatkan oleh aku dari lomba memasak masakan Nusantara ?
Komentar
Posting Komentar